Jumat, 04 November 2016

Selain Kartini ini sosok pejuang pendidikan wanita dari tanah Sunda

Selain Kartini, ini sosok pejuang pendidikan wanita dari tanah Sunda


Cara Hemat Pererat Pertemanan dengan JalanJalan Tidak cuma Raden Adjeng Kartini, wanita sebagai sosok Pahlawan Nasional serta berjasa dalam soal pendidikan. Ada juga Dewi Sartika, anak bangsa yang juga tokoh pejuang wanita dari Bandung yang membela hak kaum hawa di bagian yang sama. Dewi Sartika lahir dari pasangan ningrat Nyi Raden Rajapermas serta Raden Somanagara dengan didikan beragam macam budaya, dari didikan budaya sunda sampai didikan barat. Kegemarannya dalam belajar mengajar dalam soal membaca serta menulis telah tampak mulai sejak kecil dengan mempraktikkan berbarengan anak anak pembantu di kepatihan, Papan bilik kandang kereta, arang, serta pecahan genting dijadikannya alat bantu belajar. Makin banyak pengetahuan yang di gali di saat dewasanya, Dewi Sartika makin gencar dalam wujudkan cita citanya dengan pertolongan Pamannya Bupati Martanagara untuk wujudkan cita citanya, satu diantara langkah awal dengan membangun sekolah di th. 1902 yang mana dimulai dengan pendidikan ketrampilan Merenda, memasak, jahitmenjahit, membaca, menulis dsb, jadi materi pelajaran waktu itu. Berkembanglah juga inspirasi untuk buka sekolah wanita atau Sakola Istri pertama seHindiaBelanda pada th. 16 Januari 1904 sesudah Konsultasi dengan Bupati R. A. Martenagara. Kesuksesan sekolah wanita Dwi Sartka dapat cetak lulusan lulusan wanita bermartabat yang haknya sama juga dengan kedudukan lelaki. Sekolah wanita makin berkembang dengan perubahan nama jadi Sekolah Keutamaan Wanita (sakolah kautamaan istri) di th. ke 10 (1914), serta di waktu perjalanan itu juga menikahlah Dewi sartika dengan Raden Kanduruan Agah Suriawinata di th. 1906, yang mana pasangan Dewi Sartika yaitu suami yang mempunyai visi misi yang sama dalam memperjuangkan pendidikan, makin mengembangnya sekolah wanita yang didirikan Dewi Sartika, di th. ke 25 pada bln. september 1929, diadakanlah peringatan pendirian sekolah yang mana sekalian bertukar nama jadi Sakolah Raden Dewi. Dewi meninggal dunia pada 11 September 1947. Terlebih dulu Dewi Sartika turut mengungsi bersamasama beberapa pejuang yang selalu lakukan perlawanan untuk menjaga kemerdekaan serta sewaktu itu Sesudah berlangsung Agresi militer Belanda th. 1947.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar